5:5 Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga."
5:6 Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak.
Dalam bacaaan kita di atas Simon Petrus yang waktu itu belum menjadi murid Yesus berkata kepada Yesus :“Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras”.
Banyak orang mengklaim mereka bekerja keras. Mungkin ada dari kita yang mengatakan mereka bekerja sangat keras sehingga sering lupa waktu, isteri, anak, atau kesihatannya sendiri.
Apakah bekerja seperti itu yang Tuhan inginkan kita lakukan?
Tuhan memang menuntut manusia bekerja keras untuk mencukupi keperluan jasmaninya seperti tertulis dalam beberapa bagian Alkitab sbb:
Dalam Kejadian “3:19 Tuhan berkata kepada Adam dan Hawa bahwa dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu....”
Dalam Pengkhotbah 9:10 Salomo berkata " Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi. " Dalam 2 Tesalonika 3:10 Paulus berkata bahwa ” ... jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan.”
Namun tidak semua kerja keras mendatangkan hasil. Seperti dikatakan Simon Petrus kepada Yesus: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa,..”
Seperti juga dikatakan dalam Hagai 1:6: 1:6 Kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit; kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang; kamu minum, tetapi tidak sampai puas; kamu berpakaian, tetapi badanmu tidak sampai panas; dan orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang!
Tidak semua kerja seseorang itu mendatangkan hasil bahkan meskipun itu dia lakukan dari pagi-pagi sampai sampai jauh malam. Dalam bacaan di atas, para calon murid-murid Yesus ini sudah bekerja sepanjang malam dan mereka tak menangkap seekor ikanpun. Mereka gagal. Pertanyaannya adalah apakah karena mereka kurang trampil? Tidak. Mereka adalah para nelayan yang sudah berpengalaman bertahun-tahun menangkap ikan di tempat itu. Mereka profesional!
Hal inilah yang menjadi masalah kebanyakan orang tidak berhasil meskipun bekerja keras. Mereka bekerja hanya mengandalkan kekuatan mereka sendiri, kepandaian mereka sendiri. Ketika mereka membuat keputusan-keputusan penting dalam hidup mereka, mereka hanya mengandalkan kemampuan jasmani mereka. Itulah yang membuat mereka gagal. Apa yang mereka hasilkan tidak seperti apa yang mereka impikan.
Banyak dari kita seperti Simon Petrus, bekerja keras tanpa hasil. Kita seperti orang yang berupaya mengejar bayangan kita sendiri, dan pada akhirnya kita frustasi dengan apa yan kita capai. Kita menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit, kita bahkan seperti orang bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang! Semua usaha kita lenyap seperti uap.
Seperti dikatakan oleh Salomo dalam Mazmur 127:1-2 Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah--sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur.
Dalam bacaan di atas Tuhan Yesus datang kepada mereka yang sedang bekerja keras. Tuhan sering tidak pernah jauh dari kita. Ia hadir dalam pergumulan kita. Ia tidak ingin kita menghamburkan usaha atau tenaga yang sia-sia. Ia ingin kita berhasil, Ia ingin kita sukses. Tuhan sering ingin menolong kita untuk mencapai sukses.
Dalam bacaan di atas Tuhan Yesus menjumpai mereka. Yesus bahkan naik ke salah satu perahu milik Simon Petrus. Pada waktu itu Simon Petrus, Yakobus dan Yohanes belum menjadi murid Yesus.
Yesus sering datang menjumpai kita. Ia begitu dekat dengan kita. Ia bahkan mengajak kita.
Pertanyaannya adalah apakah kita mau mendengar suara Tuhan dalam kesibukan hidup kita, kesibukan kerja kita.
Dalam bacaan di atas Tuhan Yesus meminta Simon bertolak ke tempat yang lebih dalam dan menebarkan jalanya. Simon Petrus menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga."
Kalau sebelumnya kecakapan Petrus sebagai manusia yang mendominasi pekerjaan, maka kali ini Tuhan Yesus mengambil alih komando tersebut. Tuhan Yesus yang membuat keputusan, Tuhan yang memimpin mereka.
Mengandalkan kemampuan jasmani manusiawi, selalu berakhir dengan kegagalan. Perlu keberanian untuk berganti pimpinan; keberanian untuk menyerahkan kontrol hidup kita kepada Tuhan.
Manusia jasmani kita sering tidak ingin menyerahkan kontrol hidup kita kepada Tuhan, kita ingin terus memegang kendali hidup kita. Tuhan meminta kita menyerahkan kendali hidup kita kepadaNya dan mendengar instruksiNya kepada kita.
Sama seperti Simon Petrus yang berkata: ” tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga."
Kerelaan untuk melepaskan kendali sering berhubungan ego manusiawi kita. Harga diri, sering membuat kita tidak berani mempercayai Tuhan.
Apa yang terjadi ketika Simon Petrus menyerahkan kendali kepada Tuhan? Dalam ayat 6 dikatakan 5:6 Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. “Di bawah pimpinan Tuhan hanya ada sukses. Tuhan tidak pernah gagal menolong kita. Ia tak pernah gagal membawa kita kepada sukses. Bahkan ketika perintah Tuhan kedengarannya tidak masuk akal. Sama seperti pengakuan Petrus, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa,..”
Tempat kerja mereka, masih sama. Peralatan dan orang yang mengerjakan masih sama. Namun yang berbeda kali ini adalah Tuhan. Dengan Tuhan semuanya menjadi berbeda, semuanya menjadi baru, Tuhan mengubah jala yang sama, lautan yang sama, dan orang yang sama menjadi sesuatu yang sukses.
Apa yang dapat kita petik dari pelajaran ini adalah bahwa manusia boleh bekerja keras, tetapi Tuhan yang mendatangkan keberhasilan. Tuhan itu ada dekat kita. Ia ingin bekerja bersama dengan kita dan membuat pekerjaan kita berhasil.
Namun perlu kerelaan untuk melepaskan kontrol hidup kita kepada Tuhan, keberanian untuk melepaskan ego kemampuan jasmani kita, dan hanya bersandar kepada Tuhan saja.
Selamat bekerja, Tuhan memberkati kita.
0 comments:
Post a Comment